Muslihah, salah seorang warga RT 1 Desa Biih yang menikmati program PAMSIMAS mengutarakan sebenarnya program tersebut sudah mulai masuk pada 2010 tapi gagal karena bor sumurnya tidak bisa menembus tanah karena di bawah tanah banyak batu. Kemudian programnya lanjut lagi pada tahun 2014 tapi gagal lagi dan alhamdulillah pada program PAMSIMAS tahun 2017 kemarin berhasil mendapatkan sumber air.
“Masyarakat sangat antusias saat sedang memasang tambahan 30 sambungan rumah lewat biaya swadaya dan memakai meteran, warga sangat senang karena biasanya bulan Oktober, November, dan Desember air ditempat kami kering. PAMSIMAS menjadi solusi air bagi kami yang tinggal di wilayah pegunungan seperti Desa Biih ini” ujar Muslihah.
Kasatker Pengembangan Sistem Penyediaan Air Minum (PSPAM) Ditjen Cipta Karya Provinsi Kalimantan Selatan yang diwakili oleh PPK Pengembangan Air Minum Anthony Magma, Rabu (11/04/2018) mengatakan percepatan pencapaian akses universal air minum pada tahun 2019 membutuhkan upaya bersama dari pemerintah pusat sampai dengan pemerintah desa dan masyarakat, termasuk pihak swasta (CSR). PAMSIMAS bisa menjadi solusi di daerah pinggiran yang tidak terjangkau aksesnya oleh Perusahaan Air Minum di Daerah (PDAM) dan harus dijaga sistem dan pengelolaannya sehingga PAMSIMAS terjaga keberadaannya. (Hrd Kalsel/ari)
Author:
Admin
Tanggal:
12 April 2018
View:
5